Ads 468x60px

Saturday, 7 September 2013

Awas!! Kerosakan Otak Akibat Pornografi



Kerosakan otak akibat pengaruh pornografi di mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI), hasilnya sama dengan kerusakan pada mobil saat tabrakan keras. Demikian penjelasan  Dr Elly Risman, psikolog dari Yayas..  

Peringatan keras bagi penghobi tayangan porno. Ahli bedah saraf dari San Antonio, AS, Donald Hilton Jr MD, menyatakan kerosakan otak kerana ketagihan pornografi dalam diskusi memahami dahsyatnya kerosakan otak akibat ketagihan pornografi dan dadah dari tinjauan kesihatan di Departemen Kesihatan kemarin. 

 Menurut pakar neuro science dari Metodist Speciality and Transplant Hospital San Antonio itu, sebenarnya semua ketagihan (adiktif) berpengaruh terhadap kerosakan otak. Misalnya, ketagihan makanan (obesitas), judi, dadah, maupun pornografi. 

 Hanya, tingkat kerosakan otak akibat ketagihan pornografi dinilai paling tinggi. Jika dibiarkan, hal itu boleh mengakibatkan penyusutan (pengecilan) otak. Ujung-ujungnya, terjadi kerosakan otak. Permanen atau tidaknya kerosakan tersebut bergantung intervensi medik yang dilakukan. 

 Hilton menyatakan, penyusutan otak boleh beransur-ansur kembali normal asalkan dilakukan pengubatan secara intensif. Setidaknya diperlukan waktu sekitar 1 ke 5 tahun. Sebab, pada dasarnya, otak terus mengalami regenerasi jaringan. 

''Dengan demikian, otak yang mengecil itu boleh kembali lagi. Namun, cepat atau lambatnya pemulihan tersebut bergantung tingkat ketagihan yang diderita,'' ujarnya. Kerosakan otak akibat ketagihan makanan (obesitas) maupun dadah cenderung lebih mudah diatasi berbanding pornografi. 

 Menurut dia, ada perbezaan antara otak yang sudah ketagihan terhadap sesuatu dan yang tidak. Otak yang telanjur ketagihan memiliki mekanisme kontrol yang kecil terhadap rangsangan. Sebaliknya, otak yang belum ketagihan masih memiliki kontrol yang besar untuk mencegah perintah agar tidak ketagihan . ''Sehingga, masih boleh dihentikan ,'' cetusnya. 

 Berdasar hasil penelitian yang dilakukan Hilton bersama isterinya, di antara semua tingkat ketagihan , pornografi merupakan salah satu yang tersulit. Bahkan melebihi ketagihan ubat. Menurut dia, majoriti kanak-kanak maupun remaja menonton tayangan pornografi dari internet. 

 Lantaran masukan itu hanya datang satu arah atau tanpa melalui diskusi maupun saringan dari orang tua, anak cenderung menerima informasi tersebut secara mentah. Di AS, 10 persen anak muda mengakses laman pornografi. 

 Apakah kita mahu anak-anak kita mengalami kerosakan otak kerana melayari laman pornografi? Yang mana hasilnya , otak yang rosak ini akan lebih terangsang menyuruh peribadi tersebut melakukan perkara-perkara maksiat dan kotor.


No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...